Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Ruang (puisi) Pilihan - "Surat Pulang"

oleh Joko Pinurbo disukai Deza Zakiyah SURAT pULANG Tenanglah.  Aku tak pernah mengharap oleh-oleh dari orang yang hidupnya susah Kamu bisa pulang dengan rindu yang masih utuh saja sudah merupakan berkah Pulang ya pulang saja. Tak usah repot-repot membawa buah tangan yang hanya akan membuat tanganku gemetar dan mataku basah Aku tahu, Kepalamu kian berat dan hidupmu bertambah penat Mau selonjoran ongkang-ongkang saja kamu tak sempat Pernah aku jauh-jauh pergi untuk menemuimu dan tak bisa menemukanmu Dimanakah kamu? Kemanakah kamu? ealaaaah, ternyata kamu sedang beribadah di akunmu Pulanglah dengan girang jika pulang adalah menulis ulang sajak yang rumpang.

Cerpen "MARWA DALAM DUKA"

oleh Deza Zakiyah   MARWAH DALAM DUKA Remaja.. Kisah ini melanjutkan kisah saya di SMP, saat ini usia saya 20 tahun, dan ketika saya berumur 15 tahun saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas di daerah kabupaten Tangerang.  Perkenalkan nama saya Marwa, seorang gadis dengan hidup aral melintang berbalut duka selalu ia lewati. Ketika saya duduk di bangku SMP, saya memiliki banyak teman dekat, perempuan mau pun laki-laki, saya sangat senang menjalin pertemanan dengan siapa pun, sehingga teman saya tidak hanya di lingkup sekolah saja, di lingkungan masyarakat tempat saya tinggal juga ada, bahkan di sekolah-sekolah lain pun saya memiliki banyak teman. Kelulusan di SMP pun sudah saya lewati, sama seperti remaja lainnya. Saya pun merayakan kegembiraan bersama teman-teman terdekat saya, hanya sekadar menongkrong bersama, tertawa sembari berangan bersama kemana kita akan melanjutkan sekolah. Setelah melewati libur panjang, saya dan teman terdekat saya yaitu Euis dan B...

Puisi "Tergugah"

oleh Deza Zakiyah Tergugah Bibirmu yang sex-si pernah mendarat di bibirku Selasa pagi Sayu matamu Membelai-belai pipiku  Menggesekkan bulunya dengan manja nan syahdu Tiba-tiba satu jam berlalu Kertas ini kosong melulu Namun otakku Sudah terlalu penuh dengan rindu Akarnya menjalar ke seluruh sel dalam tubuhku Terkujur kaku Membuatku seperempat gila akan hal itu Malam masihlah sama; sunyi Tepat pukul lonceng berbunyi Hansip memukuli tiang-tiang tinggi Dentumnya menggetarkan nurani Sekarang ini Tubuh penuh luka sebab rindu terus menggerogoti~ Z|Menes|17